William Shakespeare mengatakan; “Apalah arti sebuah nama?”
heem... sepahamkah Anda dengan ungkapan tersebut?
mungkin untuk nama hewan, tumbuhan atau nama benda tertentu, ungkapan di atas bisa diterima, tapi untuk nama seseorang, nama blog/web bahkan nama perusahaan, Joni Balbo pribadipun tidak setuju dengan ungkapan Shakespeare tersebut. Sedangkan dalam hadist Islam; “Nama adalah doa”, maka berikanlah nama yang terbaik untuk apapun yang Anda “banggakan”, karena sebuah nama atau panggilan secara psikologis akan ikut membentuk perilaku dan masa depan seseorang.
Pepatah Islam juga menuliskan “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China”
(lalu… apa hubungan “Nama dan China?”)
Ya… di postingan edisi Imlek kali ini, Joni Balbo akan berbagi pengalaman tentang pemilihan nama blog dalam frame Zibalbogallery.
Tak kenal maka tak sayang, maka kenali dirimu dan orang-orang terdekat di sekitarmu…
Mungkin bagi pengunjung Zibalbogallery yang sudah mengenalku, pernah terbesit rasa penasaran dengan nama “Zibalbo” yang kata seorang teman terdengar Spanis dan Italiano, namun sebenarnya nama Zibalbo merupakan rangkaian kata dari “Zi” dan “Balbo”. Penggabungan keduanya bukanlah tiba-tiba terjadi, tetapi memiliki arti dan melalui “proses” yang terencanakan.
Zi merupakan gelar kehormatan sejarah Huaxia (Tionghoa) bagi manusia yang unggul; Zi berarti bapak yang mulia terhormat, setara seorang suciwa yang jenius, sebagai tokoh panutan tiada tara. Dalam kesenian China, kata "Zi' digunakan sebagai sebutan ahli filsafat. Penggabungan kata Balbo (kawan lama pernah memanggilku dengan panggilan Joni Balboa, yang diturunkan dari nama legendaris Rocky Balboa, petinju imigran asal Italia yang menetap di Philadelphia, pada zamannya Balboa adalah petinju yang tak terkalahkan). Sedangkan nama Joni yang terdengar ke barat-baratan, ini memang nama depan asliku yang sebenarnya, namun dalam konteks Jawa, Joni berarti "kendel/berani, maju terus dan pantang menyerah". Pada perkembangannya lewat share dengan sobat logomaniax bernama Husni, akhirnya Balbo tidak hanya sekedar diturunkan dari nama Balboa sang pejuang tangguh, tetapi BALBO berkembang maknanya menjadi jargon "BALadewanya Bikin logO". Baladewa adalah satu tokoh dalam pewayangan yang sangat sakti mandraguna.
Joni Balbo / Zibalbo, jadilah paduan nama timur dan barat yang terkesan idealis dari segi maknanya, ya… sudah seharusnya nama adalah energi positif dan doa-doa yang terbaik di setiap rangkaiannya…
So, mari mencipta nama yang ideal untuk nama web, perusahaan atau jika Anda akan menjadi orang tua dari “bakal” anak-anak Anda, berikanlah nama yang terbaik untuknya, karena setiap panggilan yang dilontarkan adalah doa bagi yang Anda “banggakan”.
“Gong Xi Fat Chai” semoga keberuntungan berlimpah menyertai juga pada setiap nama yang Anda ciptakan, Amin.
Kamis, 22 Januari 2009
Zi
Sabtu, 03 Januari 2009
Rehat
Libur sekolah, libur mengajar, libur berkompetisi dan liburan guna melepaskan rutinitas sejenak. Menjadi nomaden di dunia nyata untuk men-charger dan me-refresh energi dan imajinasi, baru saja Joni Balbo lakukan di antara tanggal 25 Desember 2008 – 1 Januari 2009, yakni berkelana dari Jogja – Jakarta – Tangerang – Cilegon – Jakarta – Kendal – Semarang – Ungaran – dan kembali ke Jogja… wuih… luar biasa…! banyak pengalaman dan pelajaran berharga yang Joni Balbo dapatkan; belajar mencoba memahami dan mengerti makna hidup, serta mensyukuri anugerah dan nikmat-Nya…
Nah… pengalaman di akhir tahun 2008 dan awal tahun 2009 inilah yang ingin Joni Balbo bagikan di Zibalbogallery.
Btw, apa Anda penasaran n cukup interest dengan pengantar di atas? Jika tidak, Joni sarankan Anda berhenti membaca postingan di sini, agar Anda tidak merasa kecewa…
Namun jika Anda cukup interest, Joni Balbo akan mengajak Anda me-replay masa rehatku yang menurutku sangat-sangat berkesan... : )
Berawal dari undangan sepupu untuk menghadiri pernikahannya di Jakarta dan Cilegon, serta ingin “melepaskan layang-layang sejenak” dan melihat dunia lebih luas, dalam rangkaian mengisi liburan sekolah adalah alasan utama petualangan ini…
Tanggal 25 Desember 2008 berangkat ke Jakarta dengan kereta ekonomi (ini baru kali kedua Joni Balbo ke Jakarta), Anda tau sendiri bukan, dengan gerbong kereta kelas ekonomi? Joni yakin persepsi di benak Anda pasti cenderung “murahan”, tapi karena dari awal petualangan sudah menanamkan konsep “memaknai hidup”, maka kereta kelas ekonomi justru banyak memberikan pelajaran perjuangan hidup yang luar biasa; mulai dari naik kereta yang hampir tertinggal di Stasiun Lempuyangan, berdesak desakan dengan penumpang lainnya dan pedagang asongan yang tak pernah berhenti menyerah, memberi pelajaran berharga dalam hidup ini…
Petualangan cukup menegangkan ketika dalam perjalanan, kereta “miring” dan mogok di daerah tanjakan perbukitan 4 km arah barat Purwokerto. Hem… dalam pikiran konyol, apa bannya bocor yah? (emang roda kereta api dari karet?) He.. he… ternyata lokomotif gak kuat mengangkat lusinan gerbong yang penuh sesak dengan ratusan penumpangnya. Jam 11 malam, akhirnya kereta kembali mundur ke arah stasiun Purwokerto… Jujur saja, meski bukan pertama kalinya naik kereta, tapi baru kali ini Joni Balbo sadar kalau kereta api itu ternyata bisa berjalan mundur dengan dua lokomotif depan dan belakang… he.. he… katrok banget ya aku ini… : ))
Sampai di stasiun Senen tanggal 26 Desember 2008 jam 4 pagi. Hem… mencoba memahi dan memposisikan diri bagaimana orang-orang Jakarta stres dengan problema transportasinya, mencoba melihat dan mengerti glamournya Jakarta, mencoba memahami orang-orang pinggiran Jakarta, kontradiktif yang selalu beriringan saja di dunia ini…
Jum’at pagi transit di rumah sepupu di daerah Kreo Tangerang dan langsung meluncur ke arah Cijantung Jaksel, Jum’at siang bertemu rombongan dengan lusinan mobil berangkat ke Cilegon. Dalam perjalanan, mencoba mempelajari site plan kota-kota berkonsep di wilayah Tangerang, wuih… luar biasa tata kotanya… oh arsitek, kau membuatku iri… jadi ingat waktu kecil bercita-cita ingin menjadi seorang arsitek namun gak kesampaian :)
Di perjalanan menuju Cilegon, dalam mobil sebagian rombongan merasa stress karena sempat kucing-kucingan dan terpisah di kota Cilegon, malah sempat nyasar ke tempat orang yang juga baru punya hajat, tapi ternyata bukan tujuan itu yang dimaksud, Wakakak.. benar2 konyol.. namun karena konsep di benakku refreshing; jadi mau macet, mau tersesat bagiku ya.. enjoy aja…
Jum’at petang menginap di villa tempat para pejabat dan penguasa negeri ini sering berkumpul, yah.. sesekali mencoba menjadi orang gedongan meski hanya sesaat :)
Sabtu pagi menghadiri pernikahan sepupu di Cilegon, hem.. alangkah bahagianya mereka… cuma satu di benakku, kapan ya.. aku ini segera menyusul…? He..he..
Minggu tanggal 28 Desember 2008 di Taman Margasatwa Ragunan, karena memang sudah direncanakan, Joni Balbo copdar dan bersilaturahmi dengan sobat Yaqien; sang moderator, fasilitator, kreator, apresiator, kompetitor lomba logo n blogger dari Jakarte.. pertemanan dalam dunia maya & dunia kompetisi desain logo yang dimulai setahun lalu, kini bertemu secara nyata... ya.. meski hanya sebentar, ngobrol bareng n saling share, berbagi pengalaman, sedikit membual sambil mencari dan mencocokkan muka yang mirip dengan penghuni Ragunan, he.. he.. jangan marah ya bos? : ) Tour de Ragunan, berbagi pengalaman dan perjalanan mengelilingi dunia binatang yang menyenangkan…
Minggu sore perjalanan dilanjutkan dari Jakarta ke Semarang. Perjalanan lebih kurang 10 jam, turun di timur alun-alun kota Kendal (barat Semarang), sekitar jam setengah tiga pagi hari Senin dijemput sobat Anas, halo bos! namamu aku tulis di sini.. : )) he..he.. thx bgt yo.. dah bela-belain hujan-hujanan jemput temanmu yang selalu merepotkan ini… : )) pokoke thx bgt atas kebaikanmu n keluargamu, semoga semuanya dicatat malaikat sebagai amal... Amin..
Senin sore ketemu dengan teman chat n share terbaik, sang editor n fotografer dari Kaliwungu… Agung etougoonc : ) dan sobat satunya ahlinya mechanic, Ali Masadi :)
Selasa 30 Desember 2008, bareng dengan Agung, keliling ke sudut kota Semarang, Tour de Lawang Sewu yang terkenal anker itu… Dengan ongkos masuk 5 ribu plus 20 ribu untuk pemandu, cukup puas dengan sajian sejarah jaman kolonial yang komplit; di zaman penduduk pribumi masih sangat terbelakang, betapa hebatnya bangsa Belanda dalam merancang landscape gedung dan kota dengan infrastrukturnya. Menyusuri setiap sudut Lawang Sewu sambil bernarsis ria untuk "oleh-oleh" postingan memang sudah direncanakan… : )
Sambil mendengar cerita dari pemandu; bisa membayangkan betapa kejamnya bangsa Jepang ketika menduduki negeri ini dan mengalihkan fungsi gedung ruang bawah tanah sebagai ruang penyiksaan. Menyusuri ruang bawah tanah yang gelap gulita dengan bantuan cahaya senter kembali memutar waktu tentang fungsi penjara, ruang penyiksaan dan pemenggalan kepala, oh… alangkah kejam dan menyeramkan.. belum lagi cerita-cerita misteri dari pemandu yang melengkapi perjalanan kami, di antaranya ruang atas yang konon sebagai ruang tidur dari seluruh makhluk halus penghuni Lawang Sewu… Jika tidak percaya, datang dan buktikan sendiri… :)
Perjalanan siang itu dilanjutkan ke Sam Poo Kong, guna mengenang kembali tersohornya Laksamana Cheng Ho ketika pendaratan di Semarang, luar biasa memang bangsa cina, petualang dunia dengan karya arsitektur, seni budaya, mitos dan kepercayaannya benar-benar mengagumkan…
Melengkapi tour bareng dan menghampiri Anas, melihat pelabuhan di Kendal, wow! laut.. kau membuatku merasa kecil. He.. he..
Malam tahun baru, bersama etougoonc bersilaturahmi dengan blogger Alimasadi di daerah Gunung Pati Semarang, bertiga merencanakan perjalanan esok hari untuk menyusuri Curug Lawe dan Curug Benowo, hutan yang masih perawan dengan air terjun yang sangat exotic...! kata kedua temanku, atas alasan itulah Joni Balbo datang ke Semarang ingin membuktikannya… : )
Jam 5 pagi berangkat dengan sepeda motor dan sampai di tempat parkiran kawasan curug sekitar jam 6 pagi, setelah ngopi dan ngemie bareng kemudian menyusuri jalan setapak, membelah hutan, menyusuri sungai, bernyanyi sambil mengambil setiap sudut unik dengan sedikit bernarsis ria… alangkah menyenangkan, menapaki perjalanan yang curam, licin dan terjal lebih kurang 5 km, hemm… dalam benak terbesit bagaimana kalau berpapasan dengan Anaconda ya? (mungkin karena malam sebelumnya nonton film Anaconda) Wuih.. pasti lengkap sudah petualangan ini..:) dan ternyata memang benar! dalam perjalanan berpapasan dengan Anacerdil (sebangsa ular berwarna hitam seukuran lidi) he… he.. Anacerdil hanya istilahku untuk mendramatisir cerita ini... tapi kalau ketemu dengan ular seukuran lidi memang benar adanya…
Setiap perjuangan pasti mendapatkan hasil, dalam petualangan ini ‘rasa puas’ itu kita dapatkan saat sampai di bawah air terjun setinggi lebih kurang 30 meter, wuih… wuih… Subhanallah !, Allahu Akbar ! maha besar Allah dengan segala ciptan-Nya...
Curug Lawe tempat aku berteriak! melepaskan segala kepenatanku… benar-benar berkesan, coz baru pertama kalinya aku mengunjungi apalagi di awal tahun baru.
Perjalanan menyusuri hutan belum lengkap kalau belum mengunjungi curug satunya, yakni Curug Benowo, oh… benar benar bernyowo, curug yang alami, fresh keren… n amazing…
Setelah puas akhirnya kami menyusuri jalan kembali, meski jalan balik terasa lebih berat, tapi terbayarkan sudah dengan keindahan dan petulangan yang baru saja dilewati, sangat berkesan!
Kamis siang menjelang sore, memutuskan pulang kandang ke Jogja dengan diantar sahabat dunia maya terbaik Agung dan Ali.. hem.. thx sob, untuk semuanya… semoga semunya dicatat sebagai amal, Amin.
Pelajaran yang dapat kuambil dari petualangan ini adalah; hidup untuk berjuang, maka berjuanglah untuk hidup, karena di sanalah kita akan menemukan hakekat makna hidup yang sebenarnya. Berteman dan tanamlah kebaikan, maka kelak dirimu atau mungkin anak cucumu akan menuai hasilnya, serta mensyukuri anugerah dan nikmat-Nya, guna mengingat betapa kecil manusia di depan sang Pencipta serta berusaha menjaga anugerah-Nya untuk kelangsungan hidup anak cucu kita, semoga…
So… apa Anda punya petualangan yang lebih seru? Undanglah Joni Balbo untuk mengikuti petualanganmu… : ) semoga kita bisa saling berbagi, terimakasih…
Jumat, 02 Januari 2009
Desain Logo Pos Indonesia
…
Mungkin aku tidaklah sempurna
Tetapi hatiku memilikimu sepanjang umurku
Mungkin aku tak bisa memiliki
Dirimu seumur hidupku
…
Sepenggal lirik lagu “Tak Bisa Memiliki” dari Samsons sepertinya bagiku pas banget, meski kalah dan kalah, tapi mengikuti kompetisi desain logo bergengsi sepertinya sudah terlanjur "jatuh cinta", yach jatuh cinta… :)
Hemm kalah dan kalah lagi, no problem, competition must go on…