Sabtu, 12 Januari 2008

Desain Logo ICAAP IX


Gambar diatas adalah desain saya tentang logo ICAAP IX yang baru saya lombakan :)

Adapun konsep logo adalah primitif, simpel dan semi formal, sedangkan filosofinya secara gamblang sebagai berikut;

Penyelenggaraan Konferensi Internasional AIDS se-Asia Pasifik ke-9 (ICAAP IX) yang akan dilaksanakan pada tanggal 9 – 13 Agustus 2009 di Indonesia merupakan sebuah kehormatan tersendiri bagi kita. Indonesia yang identik dengan budaya timur yang kaya akan kebudayaannya, seyogyanya dipromosikan bersamaan dengan event tingkat dunia tersebut. Salah satu hasil kebudayaan yang unik antara lain seni ragam hias Nusantara. Pada lomba desain logo ICAAP IX, saya mengambil konsep nuansa etnik tradisional Indonesia, yaitu seni hias Meander (motif hias berbentuk aliran sungai yang berkelak-kelok), motif ini banyak dijumpai pada relief candi, pura, hiasan masjid, rumah tradisional, batik, tekstil, tembikar, bejana perunggu maupun barang-barang kerajinan lainnya.

Meander mempunyai filosofi bahwa dalam kehidupan selalu penuh dengan lika-liku, seperti layaknya air yang mengalir dari hulu hingga hilir. Namun meander juga memberikan makna optimis, kreatif, gigih dan pantang menyerah, karena air yang mengalir dari puncak gunung pada akhirnya akan sampai juga di samudra yang maha luas. Demikian juga manusia (penderita AIDS & organisasi yang peduli terhadap penanggulangan HIV & AIDS) dalam mencapai suatu cita-cita (memerangi virus tersebut) harus selalu optimis dan pantang menyerah seperti layaknya perjalanan sebuah Meander.

Pada lomba desain logo ICAAP IX, Meander tersebut berjumlah 9 buah dan digambarkan saling mengait sehingga membentuk roda rantai yang mengelilingi peta bumi (kawasan Asia Pasifik). Roda rantai Meander tersebut juga membentuk “Gong” yang berada di atas “altar” bernama ICAAP IX.

Jumlah Meander 9 buah yang saling mengait dengan erat. Dalam filosofi Jawa angka sembilan adalah angka yang sakral, angka tersebut dalam sengkalan (tahun saka) disimbolkan dengan kata-kata yang mempunyai arti dewa, bunga dan benda-benda yang berlubang atau terbuka. Kata-kata pada sengkalan yang biasanya digunakan untuk menyatakan angka sembilan diantaranya kata; wiwara (lawang; Pintu), gapura, trus (terus), ambuka, makaring, sekaring, puspa, kusuma, kembang, dan ngarumake (mengharumkan), jika kita kaitkan dengan konteks logo ICAAP IX di atas, 9 buah Meander membentuk 9 mahkota bunga (kusumo), yang diharapkan dari logo tersebut sebagai simbol “Dewa Pintu” yang akan membuka jalan dan memberi pencerahan, serta dapat menciptakan keharuman ICAAP IX di Bali (Indonesia), khususnya dalam menangani masalah AIDS di kawasan Asia dan Pasifik. Jumlah Meander 9 buah, juga dimaknai sebagai tanda peringatan ICAAP IX diselenggarakan ke-9 kali dan dilaksanakan pada tanggal 9 bulan Agustus 2009, jadi dalam logo ini angka sembilan adalah angka yang sangat istimewa.


Mata rantai Meander berwarna hitam, putih, dan merah yang saling mengait dan sambung-menyambung sebagai suatu jalinan langsung. Tiga warna Meander dimaknai sebagai; Merah adalah orang/organisasi yang peduli terhadap AIDS, Putih sebagai orang bukan penderita AIDS dan hitam sebagai penderita AIDS, hendaknya saling bekerja sama dalam menangani masalah AIDS. Secara universal 3 warna pada Meander tersebut juga dapat dimaknai sebagai; pentingnya kerjasama regional, nasional maupun internasional dalam penanggulangan HIV dan memerangi penyebaran AIDS.

Jika kita amati secara detail; gabungan dua buah Meander akan membentuk kaligrafi huruf aIDS, gabungan setengah Meander dan dua buah Meander akan membentuk huruf icAaP, jadi antara AIDS dan ICAAP itu sendiri secara langsung terukir dan tercermin pada logo Meander tersebut.

Gabungan 9 Meander yang mengelilingi bumi tersebut juga membentuk “GONG” yang menandakan budaya tradisional Indonesia. Gong dianggap alat kesenian yang menentukan dalam setiap kesenian tradisional. Tanpa gong, seni tradisional itu akan terasa hambar, misalnya dalam pergelaran wayang, bunyi gong mempunyai pengaruh besar, dianggap keramat dan punya daya tarik positif. Logo “Gong ICAAP IX” inilah sebagai peringatan ICAAP IX di Bali yang diharapkan dapat menyatukan seluruh umat manusia di dunia dalam menangani masalah HIV dan AIDS.

Logo Meander tersebut selain membentuk rantai, roda berputar, mahkota bunga, dan gong, ia juga dapat dimaknai sebagai simbol Perisai yang berarti pertahanan dan keampuhan; yang diharapkan ICAAP IX dan organisasi ASAP (AIDS Society of Asia and the Pacific) sebagai sebuah organisasi yang mampu menaungi segala problematika yang berhubungan dengan AIDS di kawasan Asia Pasifik.

"Gong Meander” berada di atas sebuah “altar” yang menyerupai rumah adat Minang yang terbentuk dari susunan teks ICAAP IX, menggunakan huruf yang bergaya etnik (penyederhanaan motif Meander), selain sebagai satu kesatuan yang utuh dengan gambar, teks tersebut juga simbol arah yang ditegaskan dengan dua buah gambar negatif yang membentuk panah dua arah, panah pertama pada spasi antara pita merah dengan huruf I bagian kiri dan panah kedua pada spasi antara I dengan X bagian kanan, yang diharapkan dalam penanggulangan AIDS ini selalu ke berbagai arah, pemilihan warna biru selain sebagai kesatuan dengan warna pada peta dunia, warna ini juga memberi pemaknaan mengglobal.

Pita merah (logo AIDS sedunia) sebagai lambang organisasi jaringan Internasional yang peduli terhadap AIDS, pita tersebut suatu tanda peringatan yang terus-menerus, suatu lambang yang akan mempersatukan banyak suara yang mencari tanggapan penuh arti terhadap wabah AIDS yang meluas di seluruh dunia. Merah adalah warna yang menunjukkan semangat dan menarik perhatian juga menunjukkan keinginan besar.

Line berwarna hitam pada bagian bawah, selain sebagai estetika yang mempertegas dan membentuk dimensi teks di atasnya. Bagian bawah line ini berfungsi sebagai keterangan waktu dan tempat penegas dimana konferensi ICAAP IX berlangsung.

Teks
International Conference on AIDS in Asia and the Pacific menggunakan font jenis Arial berwarna biru yang membentuk roda melingkari 9 Meander yang mengelilingi peta Asia Pasifik, selain sebagai penjelas identitas logo, teks dan warna biru juga memberi makna perdamaian dan kerjasama antar bangsa dalam sebuah konferensi global.


Pemilihan empat warna; Merah, Biru, Hitam dan Putih, memiliki pemaknaan; Merah, identik dengan lambang AIDS dunia, biru sebagai warna kerjasama dan perdamaian dunia, sedangkan Hitam dan Putih (kain poleng) merupakan warna yang identik dengan konsep & filosofi keseimbangan pada masyarakat Bali.

Secara keseluruhan logo di atas sebagai tanda peringatan (Gong) yang menekankan pada pentingnya kerjasama kawasan Asia Pasifik dalam menangani masalah HIV dan AIDS dalam sebuah konferensi global yang akan dilaksanakan di Indonesia (Bali) pada tanggal 9 - 13 Agustus 2009.

Demikian filosofi secara mendalam dari desain logo ICAAP IX yang baru saya lombakan, silahkan berikan komentar n doakan semoga menjadi yang terbaik! Doakan juga semoga selera jurinya sama dengan selera desain saya..:))

Trimakasih untuk yang mendoakan dan yang memberi komentar, smoga kesuksesan & keberuntungan selalu menyertai kita yang pantang menyerah! Amin....

kaji dan pahami lebih dalam...